Friday, March 28, 2008

Tips - Membuat Pupuk Kompos - 02



Untuk menunjang intensifikasi pekarangan, telah dikaji teknik percocok tanam sistim pupuk organik pada usahatani pekarangan. Sistim ini ternyata menghasilkan volume tisik dan penerimaan petani yang lebih besar.

Selain itu anjuran terhadap teknik bercocok tanam dengan cara pupuk organik didasari atas pertimbangan bahwa para petani pada umumnya belum menggunakan pupuk dan pestisida secara intensif.

Penerapan sistim pupuk organik juga mempunyai aspek pelestarian lingkungan.Dalam teknik bercocok tanam ini dianjurkan pengolahan tanah ganda, pembuatan bedengan tinggi, penambahan pupuk kandang dan sistim tumpangsari. Karena ketersedian pupuk kandang masih terbatas maka dilakukan adaptasi dengan mengurangi pupuk kandang dan memberikan pupuk kompos.



Cara membuat kompos

Ada beberapa alternatif cara yang dipilih sesuai kondisi lokal.


Kompos Jadi Siap Pakai

Pada daerah yang banyak terdapat sampah kota dan desa yang telah mengalami proses pembusukan dan penghancuran yang cukup lama di alam terbuka, dapatditerapkan cara ini, sebagai berikut:

- Gali tumpukan sampah (garbage atau sampah lapuk) yang sudah seperti tanah
- Pisahkan dari bahan-bahan yang tidak dapat lapuk
- Jemur sampai kering, lalu ayak
- Bubuhkan 50 - 100 gram belerang untuk setiap 1 kg tanah sampah.

Bahan:
  • 2 1 /4 hingga 4 m3 sampah lapuk (garbage)
  • 6,5 m3 kulit buah kopi
  • 750 kg kotoran ternak memamah biak (± 50 kaleng ukuran 20 liter)
  • 30 kg abu dapur atau abu kayu

Cara Membuat
  1. Buatlah bak pengomposan dari bak semen.Dasar bak cekung dan melekuk di bagian tengahnya. Buat lubang pada salahsatu sisi bak agar cairan yang dihasilkan dapat tertampung dan dimanfaatkan.Atau buatlah bak pengomposan dengan menggali tanah ukuran 2,5 x 1 x 1 m(panjang x lebar x tinggi). Tapi hasilnya kurang sempurna dan kompos yangdihasilkan berair dan lunak.

  2. Aduk semua bahan menjadi satu kecuali abu. Masukkan ke dalam bakpengomposan setinggi 1 meter, tanpa dipadatkan supaya mikroorganismeaerob dapat berkembang dengan baik. Kemudian taburi bagian atastumpukan bahan tadi dengan abu.

  3. Untuk menandai apakah proses pengomposan berlangsung dengan balk,perhatikan suhu udara dalam campuran bahan. Pengomposan yang baikakan meningkatkan suhu dengan pesat selama 4 - 5 hari, lalu segeramenurun lagi.

  4. Tampunglah cairan yang keluar dari bak semen. Siram ke permukaancampuran bahan untuk meningkatkan kadar nitrogen dan mempercepatproses pengomposan.

  5. 2 - 3 minggu kemudian, balik-balik bahan kompos setiap minggu. Setelah 2 -3 bulan kompos sudah cukup matang.

  6. Jemur kompos sebelum digunakan hingga kadar airnya kira-kira 50 -60 %saja.Kalau di daerah kita tidak tersedia kulit buah kopi, cara ke II dapat diadaptasidengan menggantikan kulit buah kopi dengan hijauan seperti Iamtoro ataulainnya.


Kompos Sistem Bogor

Bahan :

- Sampah mudah lapuk (garbage)
- Jerami yang sudah bercampur dengan kotoran dan air kencing ternak.
- Kotoran ternak memamah biak
- Abu dapur atau abu kayuCara

Membuat
  1. Timbuni campuran jerami dan sampah setinggi 25 cm di atas bedenganberukuran 2,5 x 2,5 meter.
  2. Timbun lagi campuran kotoran dan air kencing ternak di atas timbunan taditipis-tipis dan merata.
  3. Timbun lagi campuran jerami dan sampah-sampah setinggi 25 cm.
  4. Tutup lagi dengan campuran kotoran dan kencing ternak.
  5. Timbun bagian paling atas dengan abu sampai setebal ± 10 cm.
  6. Balik-balik campuran bahan kompos setelah berlangsung 15 hari, 30 hari dan60 hari.
  7. Setelah di proses selama 3 bulan kompos biasanya cukup matang.

Agar pengomposan berhasil, buatlah atap naungan di atas bedenganpengomposan sebab air hujan dan penyinaran langsung matahari dapatmenggagalkan proses pengomposan.


No comments:

Answer Bag